Nur Fikri (9) adalah salah satu santri Rumah Tahfidz Al-Haadi asal Desa Cigedog, Kabupaten Brebes. Nur sapaan akrabnya, merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.
Menurut Slamet yang merupakan ayah dari Nur, hampir setiap hari Nur merengek untuk dikhitan. Nur juga merasa minder karena teman sebayanya sudah dikhitan.
"Saya juga ingin mengkhitankan Nur, tapi uangnya belum ada, cuma cukup buat sehari-hari aja," jelas Slamet.
Kondisi perekonomian keluarga Nur membuat kehidupannya penuh keprihatinan. Slamet adalah seorang penarik becak yang tak memiliki penghasilan tentu.
Ditemui PPPA Daarul Qur'an Cirebon pada Selasa (22/2), Nur ingin melaksanakan shalat dengan sempurna. "Karena katanya kalau belum sunat, shalatnya nggak sempurna," tutur Nur.
Belum Ada Update
Belum Ada Donasi