Bermula pada 2003, saat Ustadz Yusuf Mansur berkhidmad untuk

menciptakan kader-kader penghafal Al-Qur’an di Indonesia dengan Program

Pembibitan Penghafal AlQur’an (PPPA) Daarul Qur’an. Dimulai dengan

mengasuh beberapa santri tahfidz, kemudian berkembang hingga ribuan

santri yang tersebar di seluruh Indonesia. Makin hari, gerakan dan kesadaran

masyarakat untuk melahirkan para penghafal Al-Qur’an terus meluas. Dalam

program pemuliaan Al-Qur’an, pada akhirnya Wakaf Daarul Qur’an hadir dan

mendapat izin dari Badan Wakaf Indonesia pada April 2018, dalam rangka

memfasilitasi kepercayaan masyarakat dan antusias yang tinggi dalam

mengamanahkan wakafnya melalui Daarul Qur’an.

Wakaf Daarul Qur’an berfokus pada pengelolaan secara produktif

dalam pembangunan kemandirian dan pengembangan masyarakat berbasis

tahfidzul Qur’an. Mulai dari pembangunan pesantren tahfizh, wakaf Al-Qur’an,

pembangunan kampus Institut Daarul Qur’an, asrama mahasiwa penghafal

Qur’an hingga pengelolaan lahan produktif untuk menciptakan lumbung

pangan bagi pesantren dan masyarakat/mauquf alaih. Dengan program kreatif,

membumi, dan tepat sasaran, Wakaf Daarul Qur’an terus dipercaya masyarakat

sebagai mitra pengelola wakaf dalam pembangunan bangsa berbasis tahfidzul

Qur’an.

Alasan penggalangan dana ialah agar para santri yang ingin menghapal Al-Quran bisa belajar dengan nyaman