Pak Sukiat (50) memulai belajar dan menghafal Al-Qur’an di kantor PPPA Daarul Qur’an Surabaya. Tidak seperti orang lain pada umumnya, Pak Sukiat belajar dan menghafal Al-Qur’an bersama teman-temannya sesama tuna netra. Sejak kecil beliau menderita pengelihatan rendah namun ketika itu masih bisa berakitvitas seperti orang lain pada umumnya, hingga pada usia 45 tahun penglihatan beliau hilang total.

.

Meskipun tidak bisa melihat seperti orang lain pada umumnya,  beliau tak patah semangat untuk membenahi bacaan dan hafalan Al-Qur’annya. Apalagi beliau biasanya menjadi imam sholat jamaah di kampungnya yaitu di Sambungan Timur Kecamatan prambon, Kabupaten sidoarjo. Beliau merasa harus benar makhorijul huruf dan tajwidnya. 

.

“Sementara ini saya baru menghafal juz 30 saja, sementara untuk juz 1 – 29 belum, karena saya belum punya Al-Qur'an braille juz tersebut", jawab Pak Sukiat saat ditanya sudah mempunyai hafalan berapa juz sampai saat ini.

.

Dengan adanya Covid-19 saat ini, beliau setoran rutin hafalan dan bacaannya secara online melalui Whatsapp temannya setiap hari Jum'at, dikarenakan beliau sendiri tidak mempunyai HP android yang bisa digunakan untuk setoran hafalan langsung.

.

“Ini saya masih usaha juga cari hp android yang murah, karena uang saya masih dibagi-bagi buat anak sekolah juga, jadi untuk setoran hafalan sementara saya meminjam hp teman-teman”, celetuk Pak Sukiat.

.

Pak Sukiat dan 14 temannya sesama tuna netra butuh tambahan Al-Qur’an braille dan Al-Qur’an audio untuk mempermudah hafalan mereka. Sobat Daarul Qur’an yang dermawan, mari dukung hafalan Pak Sukiat dan teman-temannya yang tengah belajar dan menghafal di PPPA Daarul Qur'an Surabaya. Semoga mereka istiqomah dan mendapat kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an. Aamiin