Bantu Anak Yatim Piatu & Terlantar Bertahan Hidup
SerambiGotongRoyong Identitas terverifikasi
Rp 715.000 terkumpul dari Rp 45.000.000
jumlah donatur 13 donatur
sisa waktu 0 hari lagi
Bantu share campaign ini :
Informasi Campaign

Teman-teman, perkenalkan mereka adalah Fahril (15 tahun) dan Nur (28 tahun). Mereka hanya tinggal berdua di Dusun Klegen RT 013/RW 007, Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo, D.I. Yogyakarta di sebuah rumah sederhana.

Fahril adalah seorang anak terlantar. Kedua orang tuanya bercerai, pisah rumah, dan tidak ada yang ingin membawanya.Nur (24) adalah gadis yatim piatu yang berkebutuhan khusus. Ia mengalami kelumpuhan otak, dan hanya bisa terbujur kaku di kasur tipisnya.


Kelumpuhan yang dialami Nur muncul ketika usianya 8 bulan ketika Nur terlihat lemah tidak memiliki tenaga bahkan untuk duduk. Sadar akan hal tersebut, ibunya segera membawa Nur ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa.

Keterbatasan alat di rumah sakit sebelumnya, Nur pun dirujuk ke rumah sakit pusat di Yogyakarta yang berjarak 30 km dari rumahnya di Pengasih, Kulonprogo.

Sejak saat itulah, Nur diketahui mengidap gangguan pada otak kecil yang menyebabkan ia lumpuh selamanya. Nur rutin melakukan kontrol sebulan empat kali didampingi sang ibu.

Ketika Nur memasuki usia 1 tahun, ayahnya meninggal dunia karena kecelakaan sehingga membuat ibunya terpaksa berjuang sendiri. Demi menyambung hidup keluarga, ibu Nur pun bekerja bahkan sempat menjadi TKW di Arab selama 5 tahun, mulai dari 2015 sampai 2020.

Pada tahun lalu ibu Nur meninggal dunia karena serangan jantung. Hal tersebut, membuat Nur terhenti dalam melakukan pengobatan.


Kondisi ekonomi yang memburuk membuat Nur pun hanya dirawat seadanya. Hal ini membuat penyakitnya bertambah hingga kini ia mengalami gangguan pada ususnya dan kakinya menyilang karena persendiannya semakin kaku sehingga membuat badannya kurus seperti tulang berbalut kulit.


Nur dirawah oleh Fahril yang merupakan keponakan Nur. Dahulu Ibu Nur pun mengajak Fahril tinggal di rumahnya, untuk sekalian membantu merawat sang putri. Namun sepeninggalan ibunya, Fahril seorang diri merawat Nur.


Keseharian Fahril kini tidak seperti anak remaja lainnya. Ketika duduk di kelas I SMP Fahril bersekolah daring sambil merawat Nur baik menyuapi, menggantikan popok, dan memandikan Nur sehari-hari.

“Mbak Nur sudah seperti kakak saya sendiri. Saya harus membantu sekuat yang saya bisa,” ucap Fahril.

Kebutuhan sehari-hari mereka berdua kini hanya mengandalkan Mbak Dwi, yang merupakan kakak Nur yang sudah berkeluarga. Mbak Dwi berprofesi sebagai pedagang pakaian di pasar tradisional, penghasilannya hanya 2 juta rupiah per bulan.


Mbak Dwi memiliki tanggungan yang cukup berat, beliau juga sebagai tulang punggung keluarga. Hal ini bermula ketika suaminya mengalami sakit telinga yang terus berdengung hingga mengganggu aktivitasnya dan anak mereka masih kecil. Akan tetapi, ia selalu menyisihkan penghasilan yang tidak seberapa itu untuk sang adik, Nur dan Fahril bertahan.

Nur yang harusnya mengkonsumsi susu kaya protein dan makanan bergizi. Namun keterbatasan dana membuat keluarga hanya menyanggupi membeli susu kental manis dan roti basah untuk makanan sehari-hari Nur.

Memasuki kelas 2 SMP Fahril juga mulai sekolah tatap muka, juga membutuhkan perlengkapan sekolah dan biaya untuk SPP. Dari hal tersebut, membuat keluarga butuh bantuan untuk merawat Nur jika Fahril pergi sekolah.


Sahabat, mungkin kondisi kita masih jauh lebih beruntung dari Nur dan Fahril. Keduanya merasakan kesendirian dan berjuang melawan dan merawat sakit yang mungkin tidak akan sanggup apabila kita yang mengalami.


SObat Baik dapat bersedekah melalui cara berikut;

1. Klik 'DONASI SEKARANG'

2. Isikan Jumlah Nominal Donasi, Email, No.Hp dan Doa Terbaik SObat.

3. Klik "LANJUT PEMBAYARAN'

4. Pilih Model Pembayaran (BNI, Permata Bank, Mandiri, BRI, BCA, OVO, LinkAja, Dana, QRIS, Alfamart, Paytren Point)

5. Alhamdulillah, Sedekah Anda Sudah Tertunaikan

Belum Ada Update