Kisah memilukan datang dari kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Diusianya yang masih Remaja, Desi Ratnasari (19) sudah menjadi Yatim Piatu. Saat Desi berumur dua belas tahun, sang ayah pergi untuk selama-lamanya.

Belum usai kesedihan Desi saat ditinggal sang ayah, Kesedihannya bertambah dengan kepergian sang ibu di karenakan penyakit yang diderita. Lalu Desi beserta adiknya di rawat dan di besarkan oleh sang kakek dan nenek.

Kesedihan Desi tidak sampai disitu. Saat ditinggal kedua orang tua, desi juga memutuskan sekolahnya di karenakan harus mengurus adiknya yang sedang gangguan jiwa.

Adik Desi bernama Nirmalasari (10) memiliki penyakit jiwa, yang selalu berkeliaran di sekitar tempat daerahnya tinggal dan membuat Desi harus selalu ada di sisi adiknya untuk menjaganya setiap saat. Selain dari itu Desi juga bercerita alasan lainnya putus sekolah ialah faktor biaya.

Sang kakek Kamaruddin (83) dan Nenek Jasmia (60) yang sudah berumur rentan, kini melanjutkan tanggung jawab kedua orang tua Desi. Bergantung dari hasil laut, yang berpendapatan Lima ribu rupiah di setiap hari. keseharian Desi menjaga adik, juga membantu nenek didapur dan masak.

Kakek dan nenek hidup dengan penuh kesederhanaan dan keterbatasan Rumah berukur sepetak yang beratapkan seng dan berdinding papan, nampak juga lubang-lubang yang menganga di setiap sudut ruangan.

Di balik kepiluhan yang ditimpa desi, bukan menjadi alasan untuk menyurutkan semangatnya menjadi Guru. Desi sangat berharap adiknya cepat sembuh dan melanjutkan sekolahnya kembali.

Harapan besar juga dari sang kakek terhadap sang cucunya agar menjadi anak sholehah untuk Kakek, nenek dan orang tuanya yang sudah meninggal.

Desi percaya, di balik badai besar yang melanda, akan ada pelangi setelahnya.