Kalau lagi hujan suka was-was asbesnya jatuh. Itu kan udah sering kehujanan, bocor juga sampai lantainya banjir. Padahal kita tidurnya ngga pakai kasur, cuma pakai tikar saja jadi harus cepet-cepet ngangkat buku atau apa aja yg dilantai biar ngga basah – Liana Santri Rumah Tahfidz Nurusysyifa.

Rumah Tahfidz Nurusysyifa yang telah berdiri sejak tahun 2011 ini, menjadi salah satu tempat bersejarah dalam dakwah Al-qur’an di lingkungan sekitarnya. Sebuah bangunan kosong yang disulap menjadi tempat menimba ilmu agama ini mulanya tak banyak diminati oleh warga. Hanya 1 hingga 2 orang saja yang menimba ilmu di rumah sederhana ini, namun lambat laun jumlah santri disini makin bertambah, hingga kini telah bisa menampung 18 santri mukim dari berbagai penjuru daerah. Ruang kamar santri pun hanya ada 2, dengan ukuran ruangan masing-masing hanya berkisar 3x4 m yang dihuni oleh 9 santri disetiap ruangannya. 

Jangankan kasur busa, sekedar kasur lantai sebagai alas mereka tidurpun tak nampak di kamar-kamar mereka. Hanya tikar biasalah yang ada sebagai alas tidur para santri disini. Miris memang, terlebih kondisi atap asrama putri yang sudah rapuh dan bocor saat hujan tiba, membuat para santri Rumah Tahfidz Nurusysyifa yang terletak di Jl. Abimanyu III No.12, Semarang ini, harus siap siaga setiap kali hujan tiba. Mengangkat tikar, membereskan buku hingga baju secepat kilat harus segera mereka lakukan agar tidak basah terkena tetesan hujan dari atap asrama mereka yang bocor. 

Pandangan ember berjajar disudut-sudut dekat tembok, hingga dibagian tengah ruangan sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi para santri di rumah tahfidz ini. Bahkan tak jarang pula mereka harus bekerja bakti untuk mengepel dan mengambil air yang tergenang dilantai asrama mereka. 

#OrangBaik, para santri sangat mengidamkan memiliki tempat istirahat yang nyaman untuk mereka tinggali. Untuk itu, yukk bantu para santri mewujudkan asrama layak untuk mereka berisirahat dan menimba ilmu.